Detik - Prestasi para siswa di Lamongan ini layak untuk dibanggakan. Meski berasal dari kota kecil, mereka berhasil menjuarai lomba robotika tingkat internasional di Malaysia.
Mereka yakni para siswa SD Muhammadiyah 1 Babat. Sekolah mengirimkan empat wakilnya untuk mengikuti International Islamic School Robot Olympiad (IISRO) III di Maktab Rendah Sains Mara (MRSM) Johor Baru, Malaysia ini.
Dalam kompetisi yang berlangsung 24-26 Desember kemudian tersebut, keempat siswa ini sukses meraih medali di tiga kategori. Keempat siswa tersebut bersama Kepala Sekolah SD Muhammdiyah 1 Babat Kurnia Rahmawati dan guru pembina Fastabiqul Khoirot diterima beraudiensi dengan Bupati Fadeli di ruang kerjanya, Senin (19/1/2015).
Mereka yakni Zidni Fahmi Tsiqoola, yang meraih juara pertama di kategori aerial robot dan juara ketiga di kategori line tracer. Ahmad Gulm Amrullah Rahim yang bercita-cita bisa menciptakan kendaraan beroda empat listrik meraih juara kedua kategori aerial robot dan special award I kategori Line Tracer.
Sedangkan dua siswa lainnya, Safaraz Rafi Kamaru Zamansyah meriah juara kedua di kategori Line Tracer dan M. Fazlurrahman Al Fafa meraih special award I kategori aerial robot.
LIHAT JUGA: Cheetah, Robot Tergesit Buatan MIT
LIHAT JUGA: Cheetah, Robot Tergesit Buatan MIT
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah I Babat Kurnia Rahmawati menuturkan, lembaganya memang mempunyai ekstrakulikuler robotik yang dilaksanakan usai solat Jumat.
Awalnya mereka berikiprah di kejuaraan nasional, yakni Muhammadiyah Festival on Education, Sport and Culture (ME-Confest) pada November tahun lalu. "Ternyata bawah umur bisa meraih juara pertama di antara sekitar 200-an penerima sehingga kami memberanikan diri mengikutkan siswa kami di kompetisi yang lebih tinggi di Johor Baru, Malaysia, “ kata Kurnia menyerupai dilansir detik
Ditambahkan oleh pembimbing acara robotika ini, Fastabiqul Khoirot, dikala di acara IISRO di Malaysia ini, keempat siswa binaannya harus berkompetisi dengan 250 penerima dari Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan 10 forum pendidikan lainnya dari Indonesia.
Karena dalam hal mekanikal, lanjut dia, menyerupai mengubah ukuran roda, akan sangat bermanfaat pada keseluruhan setting mekanikal dan performa robot untuk menuntaskan setiap misi yang dilombakan.
"Kesulitan utama dalam kompetisi itu yakni dalam hal mekanikal merangkai robotnya. Kalau untuk bahasa pemrograman hanya memerlukan sedikit adaptasi dengan lintasan lomba, sebab sudah diajarkan dalam ektrakulikuler," ungkap Fastabiqul.
IISRO sendiri yakni kompetisi robot internasional untuk siswa sekolah dasar dan menengah Islam. Ajang ini juga sebagai kompetisi untuk menuju partisipasi dalam kompetisi robotika tingkat dunia di Beijing.
Ada sembilan kategori yang dilombakan yakni rescue, theathre, soccer dan aerial. Selanjutnya kategori lomba sumo, low cost project, line tracer, transporter dan mission challenge.
Baca Juga: