Bung Tomo pernah menjadi seorang jurnalis yang cukup sukses kala itu. Berangkat dari jurnalis, Bung Tomo bergabung bersama kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, Meski Indonesia kalah dalam usaha pada 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu kejadian terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia sebagai Hari Pahlawan.
Bung Tomo menjadi sosok penyemangat para muda mudi kala itu untuk kembali berdiri melawan penjajah Belanda. Melalui tentara NICA, perlawanan bangsa Indonesia yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang kini dikenal sebagai Hari Pahlawan. Beliau lahir di kampung Blauran, di sentra kota Surabaya.
Berikut ini ialah Naskah Pidato BUNG TOMO tersebut, yang pada alhasil bisa membangkitkan Semangat Para Pemuda di Surabaya..
Bismillahirrahmanirrahim …
Merdeka !!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama, saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah berbagi pamflet-pamflet yang memperlihatkan suatu bahaya kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.
Mereka telah minta biar kita tiba pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta biar kita semua tiba kepada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda mengalah kepada mereka.
Saudara-saudara, didalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah memperlihatkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, cowok Aceh, cowok Tapanuli & seluruh cowok Indonesia yang ada di Surabaya ini, didalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibuat di kampung-kampung, telah memperlihatkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol, telah memperlihatkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya lantaran seni administrasi yang licik daripada mereka itu, saudara-saudara dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini, maka kita tunduk untuk menghentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri, dan sehabis berpengaruh kini inilah keadaannya.
Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan mendapatkan tantangan tentara Inggris ini. Dan jikalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan balasan rakyat Indonesia, ingin mendengarkan balasan seluruh cowok Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini balasan rakyat Surabaya, ini balasan cowok Indonesia kepada kamu sekalian.
Hai tentara Inggris !
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih takluk kepadamu, menyuruh kita mengangkat tangan tiba kepadamu, kamu menyuruh kita membawa senjata-senjata yang kita rampas dari Jepang untuk diserahkan kepadamu.
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kamu sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada. Tetapi inilah balasan kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih memiliki darah merah yang sanggup membikin secarik kain putih menjadi merah & putih, maka selama itu tidak akan kita mau mengalah kepada siapapun juga!
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting tetapi aku peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, gres jikalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita ialah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: MERDEKA atau MATI.
Dan kita yakin, saudara-saudara, pada alhasil pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita lantaran Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar..!
Allahu Akbar..!
Allahu Akbar…!
MERDEKA!!!
Baca Juga:
> Pidato Lengkap Jokowi di KTT G-20
> Suatu Sore di Warung Kopi
> Sungguh Menyenangkan Bisa Ikut Menentukan